MAGELANG — PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui produknya, PLN Mobile, menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya dengan menggandeng Yayasan Bina Aksara Mulya (YBAM) dari Yogyakarta. Kolaborasi ini diwujudkan dalam acara Pawiyatan Aksara Jawa dengan metode “Cara Ngapak” yang diselenggarakan di SMK Ma’arif Walisongo, Kajoran, Magelang.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (30-31 Agustus 2025) ini bertujuan untuk memperkuat literasi Aksara Jawa bagi para guru Bahasa Jawa, sekaligus memperkenalkan metode pembelajaran yang inovatif, mudah, dan relevan dengan kebutuhan siswa.Pawiyatan ini diikuti oleh para guru Bahasa Jawa dari berbagai sekolah dan madrasah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU se-Kabupaten Magelang.
Menurut Sekretaris YBAM, Afiffuddin, acara ini merupakan wujud nyata kepedulian PLN terhadap penguatan pendidikan dan kebudayaan, di luar perannya sebagai penyedia listrik.Mengenal Metode “Cara Ngapak”Pembina YBAM sekaligus penggagas metode “Cara Ngapak,” Akhmad Fikri AF, menjelaskan bahwa metode ini dirancang untuk mengatasi anggapan bahwa pelajaran Aksara Jawa sulit dan rumit. “Cara Ngapak” menekankan pada Logika Nalar Visual (LNV), di mana peserta didik diajak memahami Aksara Jawa dari bentuk dan karakternya, sehingga lebih cepat hafal dan mudah mengingatnya.
“Metode ini sudah terbukti di berbagai sekolah dan komunitas, membantu guru mengajar dan siswa belajar dengan lebih komunikatif, menyenangkan, dan aplikatif,” ujar Akhmad Fikri AF.Apresiasi dari Berbagai PihakDukungan penuh dari PLN Mobile mendapat apresiasi tinggi dari YBAM.
“Kami sangat berterima kasih kepada PLN. Dukungan ini membuktikan bahwa PLN tidak hanya menerangi rumah-rumah dengan listrik, tetapi juga menerangi kemajuan aksara dan kebudayaan Jawa,” kata Akhmad Fikri AF.
Senada dengan itu, Kepala SMK Ma’arif Walisongo, Maksum, S.Pd.I, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk merevitalisasi Aksara Jawa di dunia pendidikan. Ia memberikan contoh keberhasilan 10 siswanya yang dikirim ke Pesantren YBAM dan kini telah menguasai Aksara Jawa dengan baik dalam waktu singkat.
“Bahkan mereka juga dilatih desain grafis, kaligrafi, dan membatik dengan Carakan Jawa,” tambahnya.Pentingnya Melestarikan Aksara Jawa
Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif PCNU Kabupaten Magelang, M. Nurdin Syafi’i, S.Ag., MPd., menegaskan bahwa Aksara Jawa adalah warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan.
“Tidak semua bangsa punya aksara. Kita bisa belajar dari Jepang, Korea, Cina, dan Rusia yang konsisten mempertahankan aksara mereka,” jelasnya.
Nurdin berharap, melalui pawiyatan ini, para guru tidak hanya menguasai Aksara Jawa secara teoretis, tetapi juga memiliki keterampilan pedagogis yang mampu menumbuhkan minat siswa. Lebih dari itu, ia berharap Aksara Jawa bisa dikembangkan untuk kepentingan ekonomi kreatif, seperti yang telah dirintis oleh SMK Ma’arif Walisongo. Hal ini, menurutnya, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.
Kontributor: Afifudin