Oleh : Abdul aziz Idris
Sosok yang mungkin tidak begitu masyhur di sebagian kalangan, tetapi Istiqomah beliau di pesantren adalah bukti hidmah totalitas beliau untuk santri. Santri bagi beliau adalah kader penerus perjuangan Kanjeng Nabi.
Satu kali diadakan pelatihan di pondok pesantren beliau, kerjasama dengan LKKNU sekitar tahun 1993 , menurut cerita fasilitator pelatihan saat itu, ditengah kegiatan, Ibu Nyai beliau kapudut sedo/wafat. Panitia bingung bagaimana ini, tiba-tiba beliau Simbah Kyai masuk ruangan pelatihan dan ngendiko:” adik-adik semua, Monggo pelatihan tetep diteruskan, ini program sudah direncanakan. Soal kapundut Ibu saya sudah ada yang mengurusi, dan itu fardlu kifayah, sudah cukup !”. Begitu mendengar dawuh begitu, panitia menjadi bingung, namun kemudian di ambil keputusan pelatihan dipindah ke tempat lain di daerah Dukun, karena secara etis tidak layak tetep diteruskan di pondok pesantren Al Huda, sekalipun Simbah Kyai Mansur sudah dawuh begitu.
Dan yang lebih membuat panitia terhenyak kaget dan terharu adalah, beberapa waktu kemudian di sekretariat fasilitator pelatihan yang di Jogjakarta datang santri utusan Simbah Kyai Mansur, yang diterima oleh Mas Md, santri itu datang sambil mengengam kertas lusuh, yang kemudian di berikan kepada mas Md, betapa santri ini memaknai dawuh Mbah Kyai, :” bawa kertas ini, dan sampaikan ke panitia pelatihan”. Sehingga kertas itu dari Sugihan Kajoran dipegang, dan tidak berani dikantongi ke saku, Karena dawuh tadi. Begitu dibuka alangkah kaget dan kembali terharu Mas Md saat membuka kertas lusuh, dan membacanya :” Mas … Mohon maaf, uang pelatihan kemarin minta izin, dan halalnya, kita gunakan untuk merenovasi fasilitas mck di pondok “. Sebuah teladan sikap dari beliau yang luar biasa.
Lahul fatihah kagem Kyai Mansur bin Bakri pengasuh pondok pesantren Al Huda Sugihan Kajoran Magelang.

