MAGELANG – Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Fatayat dan IPNU-IPPNU Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pelatihan
Penguatan Kapasitas Kesehatan Mental Perempuan dan Anak di Gedung PCNU Magelang.
Sebanyak 60 kader Fatayat dan IPNU-IPPNU dari berbagai kecamatan mengikuti pelatihan ini
sebagai upaya memperkuat kapasitas pendampingan keluarga dan menciptakan lingkungan
pendidikan yang lebih aman serta responsif terhadap isu kesehatan mental.
Pelaksanaan kegiatan ini dilandasi meningkatnya tantangan kesehatan mental di Kabupaten
Magelang. Data tahun 2024 menunjukkan angka perceraian mencapai 1.744 kasus, sebuah
angka yang masih tergolong tinggi dan berdampak besar pada perempuan dan anak. Di sisi
lain, fenomena perkawinan anak, tekanan ekonomi, disharmoni keluarga, hingga maraknya
tawuran pelajar menunjukkan adanya krisis ketahanan keluarga dan meningkatnya kerentanan
psikososial pada generasi muda. Kesehatan mental perempuan dan anak masih sering
dipandang sebelah mata, padahal merupakan fondasi penting bagi kesejahteraan keluarga dan
kualitas pendidikan.
Dalam konteks ini, LKKNU menilai peran organisasi pelajar dan perempuan muda NU, seperti
Fatayat NU serta IPNU–IPPNU, sangat strategis. Kedekatan mereka dengan masyarakat,
sekolah, pesantren, dan kelompok sebaya membuat kader-kader ini berpotensi menjadi agen
perubahan dalam memperkuat dukungan psikososial di tingkat akar rumput.
Ketua LKKNU Magelang, Yasin Awan Wiratno, menyatakan bahwa pelajar merupakan
kelompok yang paling sering melihat dan mengalami dinamika kesehatan mental di
lingkungannya. “Dengan tingginya kasus perceraian dan munculnya konflik remaja, para
pelajar berada di garis depan. Mereka berinteraksi langsung dengan teman sebaya yang
mungkin mengalami tekanan. Kader IPNU–IPPNU perlu dibekali kemampuan dasar agar bisa
memberikan respons yang tepat,” ujarnya.
Ketua IPNU Magelang, Maskhuri Ahmad Zain, menegaskan bahwa pelajar harus menjadi
bagian dari solusi atas meningkatnya kasus perundungan dan stres akademik. “Pelatihan ini
memperkuat kapasitas kader IPNU untuk mengenali masalah, memberikan dukungan, dan
membantu menciptakan ruang aman di sekolah,” katanya.
Ketua Fatayat Magelang, Evi Hikmah Nurhayati, menambahkan bahwa perempuan
menghadapi tantangan ganda terkait tekanan sosial, peran gender, dan kerentanan emosional.
“Kader Fatayat harus dibekali perspektif yang tepat agar dapat mendampingi sesama
perempuan yang rentan terpengaruh kondisi keluarga, tekanan sosial media, atau beban peran
domestik,” ujarnya.
Pelatihan ini menghadirkan pemateri dari kalangan psikolog, pendidik, dan aktivis. Adapun
pemateri yaitu Milcha Fakhria, M.Psi., Psikolog (Dosen Universitas Diponegoro), Dr. Abdul
Mughits, M.Ag (Dosen UIN Sunan Kalijaga), Ahmad Wasil Mustofa, S.Kep (Penulis dan
Fasilitator Gusdurian), dan Arina Rahmatika (Srikandi Lintas Iman). Materi meliputi konsep
keluarga maslahah, dasar komunikasi dalam keluarga, pengenalan emosi dan cara mengelola
emosi sebagai bagaian dari Kesehatan mental. Kegiatan dilaksanakan melalui paparan, diskusi
interaktif, dan studi kasus.
Dalam sesi akhir, para peserta menyusun rencana tindak lanjut berupa penyuluhan kesehatan
mental, serta kolaborasi dengan sekolah dan kegiatan masyarakat lainnya. Langkah ini
diharapkan memperluas jangkauan edukasi kesehatan mental di kalangan perempuan dan
pelajar NU.
Melalui kegiatan ini, LKKNU Magelang berharap lahirnya perempuan dan kader pelajar NU
yang peka, terampil, dan mampu mengelola emosi bahkan memberikan dukungan pertama bagi
teman sebaya, sehingga dapat turut memperkuat ketahanan keluarga dan menciptakan
lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan berperspektif maslahat
Pewarta : Arina Rahmatika

