MERTOYUDAN – SMK Ma’arif Kota Mungkid Kabupaten Magelang menggelar kegiatan Pesantren Ramadhan 1446 H dengan menggandeng Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) PCNU Kabupaten Magelang. Acara yang berlangsung di aula sekolah mulai dari pukul 08.30 WIB hingga menjelang Shalat Dzuhur ini merupakan bagian dari program “LESBUMI goes to School”, sebuah inisiatif kolaborasi LP Ma’arif melalui satuan pendidikan SMK Ma’arif guna mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya kepada siswa.
Lebih dari 1.200 siswa SMK Ma’arif Kota Mungkid mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Ketua LESBUMI PCNU Kabupaten Magelang, Abbet Nugroho hadir sebagai narasumber utama dan memberikan wawasan mengenai pentingnya hidup berbudaya. Dalam pemaparannya, Abbet menyoroti berbagai persoalan serius yang dihadapi generasi muda saat ini, seperti kenakalan remaja, tawuran, klitih, krisis akhlak, serta menurunnya etika dan sopan santun.
“Budaya merupakan sumber etika. Setiap individu harus mampu menempatkan diri, menghormati orang yang lebih tua, berbakti kepada orang tua dan guru, serta menjaga hubungan yang rukun dengan sesama,” ujar Abbet.
Ia menegaskan bahwa budaya memiliki peran besar dalam membentuk soft skill siswa, terutama dalam membangun sikap dan karakter (attitude) yang baik. Sikap ini menjadi modal utama dalam memasuki dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.
“Maka penting bagi generasi muda untuk mempraktekkan ajaran dan pitutur luhur sebagai orang jawa, agar tidak kehilangan jati dirinya. Dalam kehidupan di Tengah masyarakat kita juga harus menjadi pelopor kehidupan yang berbudaya. Karena banyak sekali adat, tradisi yang menjadi budaya, mulai dari sebelum manusia lahir ke muka bumi hingga meninggalnya, semua sarat dengan upacara tradisi,” imbuh Abbet.
Sebagai Nahdliyyin, kita harus turut melestarikan apa yang sudah ada sebagai bagian dari itba’ kepada para wali dan ulama terdahulu yang datang ke Nusantara namun tidak memberangus budaya-budaya yang sudah ada, namun diberikan sentuhan Islam, ini yang disebut membumikan Islam. Karena memahami Islam itu tidak hanya tekstual saja namun juga harus kontekstual sesuai dengan dimana Islam itu berkembang.
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri, ia juga mengajak para siswa untuk memahami berbagai tradisi yang ada di bulan Syawal, termasuk tradisi sungkeman kepada orang tua dan kerabat yang lebih tua. Acara ini pun menjadi ajang praktik bersama tata cara sungkem sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur.
Dengan adanya program “LESBUMI goes to School”, diharapkan siswa-siswi SMK Ma’arif Kota Mungkid dapat semakin memahami pentingnya budaya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman dan penerapan nilai-nilai budaya, mereka dapat menjadi generasi yang berakhlakul karimah, menjunjung tinggi sopan santun, dan siap menghadapi tantangan di masa depan dengan karakter yang kuat dan berbudaya.
Contoh sungkeman :
Keparengo matur dumateng bapak soho ibu. Dalem ngaturaken sembah bekthos kula
Wonten ing dinten riyaya menika kula nyuwun sih agunging pangapura awit sedaya kalepatan kula ingkang lahir ingkang bathos. Mugi bapak soho ibu ridha atur pangapura dumateng kula. Kula ugi nyuwun doa pangestunipun mugi waget kasembadan sedaya gegayuhan.
~~~~~~~~~~~~~~~
Pewarta : Imam / Editor : RZQ