MAGELANG – Mendekati Idul Adha, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang, melalui Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM-NU), tak tinggal diam. Demi memastikan ibadah kurban berjalan sesuai syariat dan memberikan manfaat maksimal, mereka menggelar Sosialisasi dan Praktik Juru Sembelih Halal.
Bertempat di Graha Nusantara, Gedung PCNU Kabupaten Magelang, acara pada Rabu pagi (04/06/2025) ini berhasil menarik antusiasme sekitar 80 calon juru sembelih tradisional dari berbagai utusan Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Magelang.Kegiatan penting ini merupakan hasil kolaborasi apik dengan Halal Center UIN Walisongo Semarang.
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Magelang, KH Khamid Zen, membuka acara dengan penekanan pada pentingnya edukasi dalam pelaksanaan kurban.
“Melalui kegiatan ini, kita berharap masyarakat memiliki kemampuan dalam fikih dan keterampilan teknis penyembelihan yang sesuai dengan syariat Islam,” ujarnya, menegaskan komitmen PCNU dalam membimbing umat.
H. Nursalim, Ketua Panitia, menjelaskan bahwa materi yang disajikan sangat komprehensif, mencakup fikih kurban, teknik mengasah dan mengenali bilah pisau, hingga metode penyembelihan dan perobohan hewan yang benar. Ia berharap, “masyarakat semakin paham sehingga pelaksanaan kurban dapat berjalan sesuai tuntunan agama.”
Tak hanya itu, H. Nursalim juga menyoroti masih banyaknya kesalahan teknis dan fikih yang kerap terjadi di masyarakat. Hal inilah yang mendasari pentingnya pelatihan seperti ini.
Bekali Peserta dengan Fikih dan Keterampilan Teknis
Pemateri pertama dibuka oleh Direktur Halal Center UIN Walisongo Semarang, Malikhatul Hidayah memaparkan peran krusial Komunitas Juleha (Juru Sembelih Halal) dalam mengawal pengembangan produk halal, baik di sektor makanan, minuman, utamanya termasuk daging qurban.
“Pengurus NU harus bisa menyerap kebutuhan warga, dan saat ini yang dibutuhkan warga NU adalah kepastian hukum terhadap pangan, apakah halal atau tidak,” tegasnya, menyoroti urgensi jaminan kehalalan.
Senada dengan itu, Joko Budi Purnomo, pemateri lainnya dari Halal Center UIN Walisongo Semarang, menekankan pentingnya keselamatan kerja dan teknik penyembelihan yang benar.
“Petugas yang menjadi Juleha haruslah petugas yang siap dan terlatih serta mengenakan pakaian lengkap sesuai dengan peruntukan juru sembelih sesuai standar Nasional,” jelas Joko.

Ia juga menyoroti kesalahan fatal dalam perobohan hewan kurban yang kerap menggunakan kekerasan, seperti menendang, hingga menyebabkan patah tulang.
“Ini jelas menyakiti hewan dan bertentangan dengan prinsip kasih sayang dalam Islam,” ujarnya prihatin.
Joko juga meluruskan kekeliruan dalam pendistribusian daging kurban. Ia menjelaskan bahwa daging seharusnya dibagikan dalam kondisi mentah, bukan dimasak.
Ketajaman Pisau dan Keabsahan Sembelihan
Pemateri terakhir, Fajar Setiawan, mengakhiri sesi dengan membahas kesalahan umum lain yang sering ditemukan, salahsatunya ialah penggunaan alat potong yang tidak sesuai. “Golok yang digunakan untuk menyembelih harus tajam dan tidak boleh diganti di tengah proses penyembelihan. Jika diganti, sembelihan bisa menjadi tidak sah secara fikih,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini, LTM-NU Kabupaten Magelang sekali lagi menegaskan komitmennya untuk menciptakan tata kelola ibadah kurban yang aman, halal, dan sesuai syariat. Ini adalah langkah nyata PCNU Kabupaten Magelang dalam mendampingi umat menghadapi hari besar keagamaan dengan pengetahuan yang jelas dan tepat.

Semoga dengan pelatihan ini, pelaksanaan kurban Idul Adha tahun ini di Kabupaten Magelang berjalan lancar dan penuh berkah!
Kontributor: Thoyyib Rizqi