MAGELANG – Satuan Aksi Masyarakat Nahdlatul Ulama Kabupaten Magelang mobilisasi besar-besaran untuk menyuarakan protes dan solidaritas terhadap kehormatan kiai dan pesantren yang diselenggarakan Pada Kamis siang (23/10/2025) dalam acara Doa Bersama yang dilanjutkan dengan parade aspirasi menuju DPRD dan Polres Kabupaten Magelang.
Acara diawali dengan Doa Bersama yang penuh kekhusyukan di Masjid Agung An-Nur, Kota Mungkid. Kegiatan ini diselenggarakan atas inisiasi Forum Santri Magelang dan mendapat dukungan penuh dari PCNU Kabupaten Magelang.
Aksi ini merupakan respons langsung terhadap pemberitaan negatif oleh salah satu media massa nasional, yaitu Trans7, yang dianggap telah menyebarkan informasi yang tendensius dan menyinggung Marwah Kyai dan Pesantren.
Ketua Orator, dalam pidato pembukanya, menegaskan bahwa NU, yang secara historis adalah rumah besar bagi pesantren, memiliki tanggung jawab moral dan keorganisasian untuk melindungi kehormatan para ulama dan institusi pendidikan Islam.
“Kami hadir di sini bukan hanya untuk berdemonstrasi, tetapi untuk berdialog dan berdoa. Jika ada pihak yang mencoba merusak citra, mencoreng kehormatan kiai kami, maka seluruh warga Nahdlatul Ulama adalah tameng pelindungnya. NU adalah pesantren besar, dan kita tidak akan tinggal diam,” tegasnya di hadapan ribuan massa.
Setelah Doa Bersama, massa yang bersemangat melakukan long march (parade) damai. Barisan terdepan diisi oleh para kiai sepuh, diikuti oleh PCNU, MWC NU, dan barisan disiplin dari Banom NU.
Di Kantor DPRD, rombongan PCNU dan Forum Santri disambut oleh pimpinan dan anggota dewan. Dalam audiensi tersebut, perwakilan NU menyampaikan kekecewaan mendalam atas pemberitaan yang dinilai provokatif dan mendesak DPRD untuk mengambil sikap politik dengan mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar menindak tegas media yang bersangkutan.
Parade dilanjutkan ke Kantor Kapolres. Audiensi ini fokus pada penegakan hukum. PCNU dan Forum Santri mendesak pihak kepolisian untuk memproses laporan atau aduan terkait dugaan pencemaran nama baik yang telah merugikan institusi pesantren dan para kiai. Mereka berharap, proses hukum dapat berjalan cepat sebagai upaya menjaga ketertiban umum dan mencegah kesalahpahaman yang lebih luas.
Acara ini tercatat sebagai salah satu manifestasi konsolidasi terkuat NU Magelang. Partisipasi meluas meliputi:
- Seluruh jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama.
- Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) dari seluruh kecamatan.
- Seluruh Badan Otonom (Banom) NU di tingkat kabupaten.
- Ratusan Kiai dan Alumni Pondok Pesantren (termasuk Himasal—Himpunan Alumni Santri Lirboyo).
- Santri dan Forum Santri Magelangsebagai penggerak awal.
Kegiatan ini secara eksplisit menegaskan bahwa tujuan mereka adalah untuk berdoa bersama memohon kebaikan dan keadilan, sekaligus menyampaikan aspirasi secara konstruktif dan terlembaga, menunjukkan bahwa santri dan NU adalah bagian integral yang siap mengawal etika pers dan martabat keagamaan di Indonesia.
Pewarta : Mukharom Umar Tadho / RZQ

