Menu

Mode Gelap

Artikel · 18 Jun 2020 15:49 WIB · · Artikel ini telah dibaca 10 kali

Ngaji Kitab Manaqib Karya Al-Maghfurloh KH. Dalhar Watucongol (Bagian Kedua)


Ngaji Kitab Manaqib Karya Al-Maghfurloh KH. Dalhar Watucongol (Bagian Kedua) Perbesar

Bagikan :


Oleh Abdul Azis Idris Abdan
Orang sering hanya memahami dan mengetahui kitab manaqib hanya yang terkait dengan Sultonul Awliya’ , Al-Imam Abdur Qodir Al-Jailany, padahal kitab manaqib sejatinya adalah kitab biografi Ulama, dan lebih sering mengedepankan sisi keistimewaan-keistimewaan atau di sebut manaqib dalam bahasa arab, ada banyak kitab manaqib para Ulama, cuma mungkin yang dikenal adalah mursyid manaqibnya Syekh Abdul qodir Al-Jailany.
Kitab manaqib yang disusun oleh Al-Maghfurloh KH. Dalhar adalah manaqib pendiri thoriqoh Syadziliyah. Ada beberapa hal yang menarik dalam kitab ini selain tentu biografi Imam Syadzily. Seperti terkait dengan nilai pentingya Ilmu yang bersumber kepada sanad yang jelas, sebagaimana disebut di halaman 14 : 
وخذ بعلم الذي انزله على رسوله واقتدي به، وبالخلفاء والصحابة والتابعين من بعده وبالائمة الهداة المبرئين عن الهوى ومتابعته 
” Dan ambillah ilmu dari yang telah diturunkan kepada Rosul-Nya dan ikutilah dia, dan dari para Kholifah,sahabat sahabat Nabi SAW, para tabiin setelahnya, dan para Imam yang diberi petunjuk, dan di bebaskan dari hawa nafsu dan mengikutinya.”
Hal ini menjadi pemahaman bahwa menempuh jalan suluk kepada satu thoriqoh tertentu harus berpijak kepada pemahaman yang utuh dan mengambil ilmu dengan jalan yang benar, yang ditempuh para Ulama sebelumnya. Sehingga pun saat terjadi keadaan yang bertentangan dengan syariat maka yang dikedepankan adalah Alqur’an dan sunnah, sebagaimana disebut :
وكان رضي الله عنه يقول : إذا عارض كشفك الكتاب والسنة، فتمسك بالكتاب والسنة، ودع الكشف وقل لنفسك إن الله قد ضمن لي العصمة في الكتاب والسنة.
Al-imam Syadzily berkata : ketika terjadi pertentangan antara ilmu kasf kamu ( ilmu yang didapat dari tersingkapnya mata hati ) dengan Alqur’an dan sunnah, maka berpeganglah dengan Alqur’an dan sunnah, tinggalkanlah Ilmu kasf, katakan kepada diri kamu ; sesungguhya Alloh menanggung dan menjamin keterjagaan saya dari maksiat dengan Alqur’an dan As-sunnah.
Pemahaman seperti ini yang sebenarnya mendasari sikap dan perilaku para penempuh suluk jalan thoriqoh tidak ada hal yang aneh, atau “keramat” yang diluar pandangan syariah. Landasan pertama dan utama adalah Alqur’an dan sunnah sehingga semua amalan, wirid mesti berdasar akan dua hal pokok ini. Ritual thoriqoh bagian dari syariah dengan dasar pemahaman akan ilmu ihsan. Karena dari ilmu ihsan inilah mula dan dasar ilmu tsowuf , ilmu tentang bagaimana seorang hamba menempatkan dirinya dihadapan Sang Kholik Alloh SWT.
اللهم عمم الرحمة والرضوان عليه 
واعطنا المعارف اعطيتها لديه
 
Pangkat, 18 Juni 2020
Penulis adalah Wakil Katib Syuriah PCNU Kabupaten Magelang
Bagikan :
badge-check

Penulis

Baca Lainnya

40 Tahun Lakpesdam NU: Antara Turats dan Menggerakkan Ijtihad Sosial

9 April 2025 - 08:37 WIB

Kyai Chudhori, Gus Muh dan Dakwah Budaya (2)

10 February 2025 - 08:44 WIB

Kyai Abdan, Sang Jurkam NU

4 February 2025 - 03:56 WIB

Sejarah, Sikap Kemasyarakatan dan Pandangan NU terhadap Pancasila dan NKRI

5 June 2021 - 01:37 WIB

Jejaring Santri Syaikhona Kholil di Magelang (Bagian 2)

27 May 2021 - 15:20 WIB

Jejaring Santri Syaikhona Kholil di Magelang (Bagian 1)

26 May 2021 - 04:05 WIB

Trending di Artikel